Tentang Kami

tngnmerbabu.org

Fokus Konservasi dan Area Prioritas

Taman Nasional Gunung Merbabu mengutamakan perlindungan terhadap spesies endemik yang sangat berharga. Habitat Rekrekan (Presbytis comata fredericae) menjadi prioritas utama konservasi dengan distribusi di tiga blok kawasan. Area konservasi mencakup Blok Candisari seluas 83,84 hektare untuk perlindungan surili jawa yang langka.

Zona prioritas berada di ketinggian 1.662 hingga 2.887 mdpl dengan kondisi hutan primer yang masih alami. Elang Jawa sebagai spesies kunci mendapat perhatian khusus melalui program monitoring berkelanjutan sejak 2013. Kawasan perlindungan ini berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem dan pengendali populasi mangsa alami.

Pengelolaan Konservasi Cerdas

tngnmerbabu.org

Analitik Prediktif untuk Penilaian Risiko Kebakaran

Sistem peringatan dini mengintegrasikan data cuaca dan kekeringan untuk mencegah kebakaran hutan kawasan.

Aplikasi Mobile untuk Tanggap Darurat

Platform SIDARING versi 2 menghubungkan pendaki dengan tim rescue melalui teknologi mobile terintegrasi.

tngnmerbabu.org

Sensor Internet untuk Pemantauan Lingkungan

Gelang RFID dengan chip dan antena terintegrasi memantau lokasi pendaki secara real-time otomatis.

tngnmerbabu.org

Pencapaian dan Pengakuan

Masyarakat Peduli Api “PANJI” dan Kelompok Pecinta Alam “PINOES” meraih penghargaan nasional dari Kementerian Kehutanan. Kedua kelompok mitra ini telah berkontribusi dalam perlindungan kawasan sejak sebelum penetapan taman nasional. Prestasi ini mencerminkan keberhasilan kolaborasi antara pengelola dan masyarakat dalam upaya konservasi berkelanjutan.

Direktur Jenderal KSDAE memberikan penghargaan konservasi kepada tiga Bupati di wilayah Merbabu atas dukungan pengelolaan. Kelompok Pemanfaat Air Tirto Umbul Rejo dan Kelompok Tani Hutan Panji Kinasih mendapat apresiasi khusus. UNESCO menetapkan Cagar Biosfer Merapi Menoreh Merbabu pada 28 Oktober 2020 seluas 254.876,75 hektare.

tngnmerbabu.org

Komitmen Masa Depan dan Peta Jalan Pengembangan

Fakultas Biologi UGM dan Balai Taman Nasional menandatangani perpanjangan kerja sama untuk pengembangan biodiversity credits. Program ini akan mengukur perubahan biodiversitas secara terstruktur dengan dukungan teknologi terkini. Inisiasi skema berbasis kawasan ini menjadi model baru konservasi berkelanjutan di Indonesia.

Program geotagging digital pada bibit tanaman menjadi inovasi pemantauan keberhasilan rehabilitasi hutan secara akurat. Teknologi ini memungkinkan pemeliharaan berkala yang lebih efektif dan terstruktur dengan melibatkan masyarakat. Event Merapi Merbabu De Trail 2025 mengintegrasikan olahraga alam dengan kampanye konservasi untuk 750 peserta.